
AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH
PURWAKARTA
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. I G1P0A0 HAMIL 33 MINGGU DI PUSKESMAS PURWAKARTA PURWAKARTA TANGGAL 22 JULI 2011
Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Praktek Klinik Kebidanan 1 (Antenatal Care)
Dosen pembimbing :
Wita Dewi Saparina, S.ST
Disusun Oleh :
Nur Soraya
NPM : 044.175.10.095
AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH
PURWAKARTA 2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis. Atas izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan study kasus yang berjudul “ Manajemen Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny.I G1P0A0 Hamil 33 Minggu di puskesmas purwakarta 1 tanggal 22 juli 2011 “.
Dalam studi kasus ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga :
1. Dr. Ane Koesoemah, M.M., Selaku Kepala Dinas Kesehatan Purwakarta
2. Bapak H. Sumitra, SKM, M.Kes., Selaku ketua Yayasan Adhiguna Husada beserta Seluruh Staf jajaranya.
3. Ibu Hj. Lilik Susilowati, Am.Keb.M.kes.MARS., Selaku direktur Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta.
4. Ibu Lia Yulianti,AM. Keb. M.K.M., Selaku pudir I Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta
5. Ibu Ai Yeyeh Rukiyah,S.Si.T. M.K.M., Selaku pudir II Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta sekaligus dosen pembimbing utama yang telah memberikan arahan dan masukan bagi penulis.
6. Ibu Meity Andriani,S.S.T., Selaku pudir III Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakata.
7. Bapak Ano nugraha,H.dr., Selaku Kepala Puskesmas Purwakarta I
8. Ibu Wita Dewi Saparina, S.ST ., Selaku dosen pembimbing dalam penyusunan laporan ini.
9. Ibu lot Hermawati,Am.Keb., Selaku Kepala Bidan Di Puskesmas Purwakarta
10. Para Dosen Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta atas segala bimbingannya.
11. Keluarga dan rekan-rekan mahasiswi DIII Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta tidak bosan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyusun studi kasus.
12. Dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga Allah SWT, yang akan memebalas-Nya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusun studi kasus ini. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun samagat penulis harapkan baik dari segi teori, pelaksanaan Asuhan Kebidanan maupun dalam penyusun studi kasus ini.
Semoga studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb
Purwakarta,Juli 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi. Oleh karena itu berbagai dukungan dan bantuan sangat penting di butuhkan bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya (Prawiroharjo, 2009).
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa kehamilan ini merupakan masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal, tetapi masa kehamilan juga merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya karena terdapat risiko inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan sebaiknya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dimulai sejak ibu merasa atau mengetahui dirinya hamil. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan berhubungan erat dengan kepatuhan dan ketaatan ibu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan dan sikap yang baik serta yang mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (prawirohardjo, 2009).
Dan sesuai kebijakan pemerintah untuk kesejahteraan ibu hamil maka dalam pemeriksaan kehamilan harus sesuai (14T) menurut taufik, 2011 yaitu Timbang berat badan (T1), Ukur tekanan darah (T2), Ukur tinggi fundus uteri (T3), Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4), Pemberian imunisasi TT (T5), Pemeriksaan Hb (T6), Pemeriksaan VDRL (T7), Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8), Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9), Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10), Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11), Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12), Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13), Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).
Angka kematian ibu dan bayi sampai saat ini masih terjadi masalah utama di dunia. Menurut data yang diperoleh WHO pada tahun 2009 AKI dan AKB yaitu Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengupayakan berbagai kegiatan untuk menurunkan AKI dan AKB namun hasilnya masih belum terlihat nyata. Salah satu upaya nyata WHO yaitu safe motherhood hanya mampu menurunkan sebagian kecil dari tingginya AKI dan AKB di dunia (Depkes, 2008).
Sedangkan untuk data di Indonesia cakupan K1 (akses pelayanan ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan antenatal) di Indonesia tahun 2007 sebesar 83% di bawah target 100 %, dan cakupan K4 ( gambaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar atau kebijakan pelayanan antenatal) sebesar 65,90% di bawah 95% ( Depkes RI,2008).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI secara Nasional pada tahun 2007 cakupan KI sebesar 84% dibawah target 100%, dan cakupan K4 sebesar 77,34% dibawah target 95%, begitu di provinsi jawa barat belum mencapai target yang diinginkan. Kabupaten purwakarta melaporkan bahwa pada tahun 2006 angka kecukupan kumulatif KI sebesar 81%, cakupan K4 baru mencapai 75% (Dinkes Purwakarta 2009).
Puskesmas purwakarta melaporkan bahwa pada tahun 2009 angka puskesmas purwakarta sendiri pada bulan juli 2009 belum mencapai target, karena cakupan KI 527 orang dari sasaran 647 orang ibu hamil, cakupan K4 493 orang dari sasaran 639 orang hamil.
Berdasarkan hasil pengamatan data diatas didapatkan kesimpulan bahwa masih banyak kesenjangan antara target yang ditetapkan oleh Depkes RI jika dilihat secara nasional dengan cakupan yang didapat, tetapi untuk provinsi jawa barat khususnya daerah purwakarta cakupan tersebut belum mencapai target yang ditetapkan (Anonymous, 2006).
Dengan adanya permasalahan fisiologis pada kehamilan khususnya dipurwakarta serta komplikasi yang mungkin ada pada kehamilan dan persalinan yang datang secara tiba-tiba. Maka penulis membuat laporan tentang manajemen kebidanan pada Ny.I G1PoAo umur kehamilannya 33 minggu di Puskesmas purwakarta pada tanggal 22 juli 2011.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Dilakukanya manajemen kebidanan ibu hamil pada Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
2. Tujuan khusus
a. Dilakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
b. Dilakukan analisa data yang didapatkan dari pengkajian data Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
c. Dilakukan analisa potensial masalah yang mungkin terjadi pada Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
d. Dilakukan tindakan segera yang melakukan penanganan dan kolaborasi pada Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
e. Dilakukan perencana asuhan yang akan diberikan kepada Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal juli 2011.
f. Dilakukanya pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
g. Dilakukanya evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan kepada Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
h. Dilakukan pendokumentasi pada hasil asuhan yang diberikan kepada Ny.I G1PoAo hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
C. Manfaat Penulisan
1. Instansi kesehatan
Diharapkan dengan adanya mahasiswa yang praktek di Institusi Kesehatan para tenaga kesehatan merasa terbantu dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas dan dapat berbagi ilmu antara mahasiswa dan Institusi Kesehatan.
2. Instansi pendidikan
Untuk mengevaluasi hasil kegiatan praktek klinik kebidanan 1 oleh mahasiswa dilapangan serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang telah diberikan.
3. Masyarakat
Diharapkan akan menambah pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan khususnya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan ibu hamil serta merasa terbantunya dalam pelaksanaan kegiatan puskesmas sehingga pelayanan menjadi lebih cepat.
4. Mahasiswa
Dengan adanya praktek klinik kebidanan 1 ini mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung teori yang telah didapatkan diperkuliahan. Menjadi lebih mengetahui mengenai gambaran umum kesehatan ibu baik fisik dan psikologis saat kehamilan, dapat mengetahui dan mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi saat hamil.
D. Ruang Lingkup
Praktek klinik kebidanan 1 pada Ny.I dengan diagnosa G1PoAo hamil 33 minggu, dilaksanakan ditempat pelayanan kesehatan yaitu diPuskesmas Purwakarta. Purwakarta pada tanggal 22 juli 2011, yang ditujukan untuk ibu hamil dengan cara pemberian Asuhan Antenatal Care (ANC) untuk mengidentifikasi resiko dan komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu hamil, data yang diambil dengan cara data primer yaitu dengan cara wawancara langsung pada klien / pasien ibu hamil pemeriksaan fisik dengan cara infeksi, palpasi, auskultasi, dan pemeriksaan laboratorium, yang mengacu pada format manajemen ibu hamil, dengan menggunakan 7 langkah varney’s.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari HPHT (hari pertama haid terakhir). Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, trimester kedua dimulai dari bulan keempat sampai bulan keenam, trimester tiga dimulai dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan ( Prawirohardjo, 2009).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial didalam keluarga. Jarang seorang ahli medik tertatih yang begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya sehat dan normal. Mereka menghadapi sesuatu tugas yang tidak biasa dalam memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana menyambut keluarga baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksanakan setiap kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang cukup sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang kita harapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Dalam referensi (Prawirohardjo 2009) ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, antara lain.
a. Kehamilan trimester pertama ( antara 0-12 minggu)
b. Kehamilan trimester kedua (antara 12-28 minggu)
c. Kehamilan trimesster ketiga ( antara 28- 40 minggu)
Dalam trimester pertama alat-alat mulai di bentuk. Dalam trimester kedua alat-alat telah terbentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Janin yang dilahirkan pada trimester ketiga telah viabele (dapat hidup) (Prawirohardjo, 2009).
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan dibawah 20 minggu, disebut dengan abortus (keguguran), bila ini terjadi dibawah 36 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm (Prawirohardjo, 2009).
Pada wanita terdapat beberapa tanda/ gejala, antara lain adalah amneora (tidak dapat haid), nause (enek ) dan emesia (muntah), mengidam (mengignginkan minuman atau makanan tertentu), pingsan mamae menjadi tegang atau membesar, anoreksia (tidak ada nafsu makan), sering kencing (BAK), obstipasi, pigmentasi kulit, sering kram pada kaki, epulsi, varises, dan sering berkeringat (Prawirohardjo, 2009).
2. Fisiologi kehamilan
Proses kehamilan dalam referensi Prawirohardjo (2009) yaitu memantapkan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
a. Ovulasi
Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari indung telur, perlu kita ketahui untuk menentukan masa / hari subur seorang wanita. Karena kehamilan hanya mungkin terjadi bila senggama (coitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi. Biasanya ovulasi terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datang ( Prawirohardjo, 2009).
Pertumbuhan embironal ooganium yang kelak menjadi ovum menjadi digenital ridge. jumlah oogonium pada wanita pada bayi baru lahir bisa mencapai 750.000, pada umur 6-15 tahun 439.000, umur 16-25 tahun 159.000, Umur 26-35 tahun 59.00,umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan pada masa menopause akan menghilang.(Prawirihardjo,2009).
Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi
1) Proses pertumbuhan ovum (oogenesis). Asalnya : epitel germinal- Oogonium – folikel primer- proses pematangan pertama.
2) Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de graff yang menuju kepermukaan ovarium disertai pembentukan cairan liquor folikuli.
3) Desakan folikel de graff ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
4) Selama pertumbuhan menjadi folikel de graff ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi :
a) Gerak dari tuba yang makin mendekati ovaarium
b) Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
c) Peristaltik tuba makin aktif
5) Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yan disebut ovulasi.
6) Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbabi (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
7) Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk peematangan pertama, artinya telah siap untuk di buahi (Prawirohardjo, 2009).
b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatoza merupakan proses yang kompleks.
1) Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus.
2) Menjadi spermatosit pertama.
3) Menjadi spermatosit kedua.
4) Menjadi spermatid.
5) Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas : kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala mengandung energi sehingga dapat begerak).
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Prawirohardjo, 2009).
c. Konsepsi
Pertemuan ini ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut vitellus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan kedalam vitellus, melalui saluran pada pada pekusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba :
a) Tempat yang paling luas.
b) Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia
c) Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
a) Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekutan sendiri.
b) Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari “liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisai.
c) Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
d) Spermatozoa hidup selama tiga hari didalam genitalia interna.
e) Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik : hialurinodase.
f) Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.
g) Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar.
h) Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot (Wikipedia, 2010).
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Blastula diselubungi oleh sesuatu sampai disebut trofiblast. Yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan, ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas ( FK. UNPAD :2010).
3. Pertumbuhan janin
Pertumbuhan janin terdapat beberapa fase, yaitu :
a. Fase 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin Anda memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk (Kesehatan, 2009).
b. Fase 4-8 minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan (Kesehatan, 2009).
c. Fase 8-12 minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.(Kesehatan, 2009).
d. Fase 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.(Kesehatan,2009).
e. Fase 16-20 minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak (Kesehatan,2009).
f. Fase 20-24 minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.(Kesehatan, 2009).
g. Fase 24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.(Kesehatan, 2009).
h. Fase 28-32 minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.( kesehatan, 2009).
i. fase 36 minggu
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah “mempersiapkan diri” bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih bernaPas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja.( Kesehatan, 2009).
Table 2.1
Tumbang janin
Usia kehamilan | Tinggi | Fundus |
| Dalam cm | Menggunakan petunjuk-petunjuk badan |
12 minggu | - | Teraba di atas simfisis pubis |
16 minggu | - | Ditengah, antara simfisis pubis dan umbilicus |
20 minggu | 20 cm ( 2cm) | pada umbilikus |
22-27 minggu | Usia kehamilan dalam minggu = cm (2 cm) | - |
28 minggu | 28 cm (2 cm) | Ditengah antara umbilikus dan prosesus sifoideus |
29-35 minggu | Usia kehamilan dalam minggu = cm | - |
36 minggu | 36 cm (2cm) | Pada prosesus sifoideus |
Sumber : (Saifudin, 2009)
Dalam referensi (FK UNPAD) pertumbuhan janin dipengaruhi oleh :
a. Faktor ibu, seperti :
1) Tinggi badan
2) Keadaan gizi
3) Tingginya tempat tinggal
4) Peminum merokok
5) Kelainan pembuluh darah
6) Kelainan uterus
7) Kelainan ganda
b. Faktor anak, seperti:
1) Jenis kelamin
2) Kelainan genetis
3) Infeksi intrauterine terutama virus
4) Kelainan congenital lainnya
c. Faktor plasenta
1) Insfisiensi dari plasenta dapat menyebabkan intrauterine
4. Perubahan fisiologis kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia externa dan interna dan payudara (mamamae). Dalam hal ini hormon somatommamotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil ialah antara lain sebagai berikut.
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi atot polos uterus, disamping itu serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin (Sarwono, 2009).
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram, menjadi 1000 gr, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, ukuran muka belakang 22 cm. pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi dalam kehamilan muda terbentuk juga sel-sel yang baru.(Prawirihardjo, 2009).
b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon estrogen. Serviks banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak (Prawirohardjo, 2009).
c. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna portio pun tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini karena oksigenasi dan nutrisi pada alat genitalia interna akan meningkat (Prawirohardjo, 2009).
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum gravidatum sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Corpus luteum gravidatum berdiameter kira-kira 3 cm. corpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil oleh plasenta. Diperkirakan corpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin dalam awal kehamilan. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm (Prawirohardjo, 2009).
e. Mammae
Peyudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatomammotropin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk memberikan ASI dijabarkan sebagai berikut :
a. Estrogen berfungsi :
1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara
2) Menimbulkan pennimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar.
3) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam meyebabkan rasa sakit pada payudara.
b. Progesteron berfungsi :
1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
2) Menambah jumlah sel asinus.
c. Somatomammotropin berfungsi :
1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasien, laktalbimun dan laktoglobulin.
2) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
3) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan (Prawirohardjo,2009).
f. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat-alat yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akn bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transpor zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam volume plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah (Prawirohardjo, 2009).
g. Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi ebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam (Prawirohardjo, 2009)
h. Traktrus digestivus
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :
1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).
2) Daerah lambung terasa panas.
3) Terjadi mual dan sakit/ pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness.
4) Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum.
5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut hiperemesis gravidarum.
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi (Prawirohardjo, 2009).
i. Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69-70%. Pada kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesteron (Prawirohardjo, 2009).
j. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh peningkatan melanophore stimulating hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.
Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga diareola mammae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisera. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae livide (Prawirohardjo, 2009).
k. Matabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
Perubahan metabolisme adalah :
1) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trimester ketiga.
2) Keseimbangan sama basa mengalami penurunan dari 155 mEq perliter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan menieral yang diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/ kg BB atau sebutir telur ayam sehari.
4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
a) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin.
b) Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
c) Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
6) Berat badan ibu hamil bertambah. Seringkali ibu hamil mencemaskan tentang perubahan badan yang mungkin terjadi pada dirinya. Namun sebenarnya hal tersebut adalah fisiologis karena perubahan berat badan itu demi menunjang kehamilan yang sedang ia lalui. Selam kehamilan terdapat perubahan berat badan. Pada triwulan pertama penambahan berat badan sekitar 1 kg, sedangkan trimester kedua mencapai 5 kg sedang trimester ketiga 5,5 kg.
Penambahan itu sendiri karena penambahan berat dari kehamilan itu sendiri seperti dari janin (3kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1kg). dari alat refroduksi ibu yaitu rahim menjadi 1 kg, penimbunan lemak pada mamae, pantat dan lain-lain (1,5 kg) (Prawirohardjo, 2009).
Berat badan ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya tetapi rumusnya bisa dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat badan ibu hamil tiap minggunya yang dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan sehingga rumusnya dapat dibuat. Rumus berat ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :
BBIH = BBI + (UH x 0,35) |
Dimana penjelasannya adalah :
BBIH adalah berat badan ideal ibu hamil yang akan dicari.
BBI = (TB-110) jika TB diatas 160 cm.
(TB-105) jika TB dibawah 160 cm
Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh broca untuk orang eropa dan disesuaikan oleh katsura untuk orang indonesia.
5. Diagnosis kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu ), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur (prawirohardjo,2009).
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan ; kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (prawirohardjo,2009).
Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil.
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf dan ovulasi
b) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis).
a) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
b) Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning sickness.
c) Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
3) Ngidam (wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu).
4) Sinkope atau pingsan
a) Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan.
b) Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.
5) Payudara tegang.
a) Pengaruh estrogen, progesteron dan somatomammotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
b) Payudara tegang dan membesar.
c) Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
6) Sering miksi.
a) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
b) Pada triwulan kedua sudah menghilang.
7) Konstipasi atau obstifasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
8) Pigmentasi kulit.
a) Sekitar pipi : chloasma gravidarum. Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada kulit.
b) Dinding perut : striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam.
c) Sekitar payudara : hiperpegmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol dan pembuluh darah menifes ekitar payudara.
9) Epulis. Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil.
10) Varices atau penampakan pembuluh darah vena.
a) Karena pengaruh dari estrogen dan progeseron terjadi Penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
b) Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.
c) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilanh setelah persalinan ( Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2009).
b. Tanda mungkin hamil
Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditemukan dengan jalan :
1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai.
a) Tanda hegar yaitu segmen bawah rahim melunak, tanda hegar terdapat pada dua pertiga kasus dan biasanya muncul pada minggu ke enam dan kesepuluh serta terlihat lebih awal pada perempuan yang hamilnya berulang. Tanda ini sulit diketahui pada pasien gemuk atau dinding abdomen yang tegang, (Rukiyah dkk, 2009)
b) Tanda chadwicks, biasanya muncul pada minggu ke delapan dan terlihat lebih jelas pada wanita yang hamil berulang tanda ini berupa perubahan warna. Warna pada vagina dan vulva menjadi lebih merah dan agak kebiruan timbul karena adanya vaskularisasi pada daerah tersebut. (Rukiyah dkk, 2009).
c) Tanda piscasek, uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengan tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian yang lebih besar tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan. Sejalan dengan berjalan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan menjadi lebih simetris. Tanda piscasek, dimana uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol ke jurusan pembesaran tersebut (Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2009).
c. Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan :
1) Gerakan janin dalam rahim
a) Terlihat/ teraba gerakan janin.
b) Teraba bagian-bagian janin
2) Denyut jantung janin
a) Didengar dengan stetokop laenec, alat kardiotokograpi, alat doppler.
b) Dilihat dengan ultrasonograf.
c) Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi (prawirohardjo, 2009).
6. Diagnosis Banding Kehamilan
Pembesaran perut wanita tidak selamanya suatu kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosis banding diantaranya :
a. hamil palsu (pseudocyesis) atau kehamilan spuria
dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes biologis tidak menunjukan kehamilan.
b. Tumor kandungan atau mioma uteri
1) Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak disertai tanda hamil
2) Bentuk pembesaran tidak merata
3) Perdarahan banyak saat menstruasi (wikipedia, indonesia)
c. Kista ovarium
1) Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil.
2) Datang bulan terus berlangsung
3) Lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur kehamilan
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif (wikipedia, 2009).
d. Hematometra
1) Terlambat datang bulan yang dapat melampaui umur hamil
2) Perut teras sakit setiap bulan.
3) Terjadi tumpukan darah dalam rahim
4) Tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukan hasil yang positif.
5) Sebab himen in perforata (Wikipedia, 2010).
e. Kandung kemih yang penuh
dengan melakukan katetirisasi, maka pembesaran perut akan menghilang (Wikipedia, 2009).
7. Tanda Bahaya Kehamilan
Pada setiap, kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan pada ibu bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan menganjurkan ibu untuk datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari bebebrapa pengalaman akan lebih baik memberikan pendididkan kepada ibu da anggota keluarganya, khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan di dampingi untuk mendapat asuhan. Disini ada enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal (Rukiyah, 2009).
a. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak atau pendarahan dengan nyeri (berarti abortus, KET, molahidatidosa). Dan apabila pada kehamilan lanjut, pendarahan yang tidak normal adalah merah, banyak atau sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta ) (Rukiyah, 2009).
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adlah sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat dan disertai dengan penglihatan yang kabur itu merupakan tanda dan gejala dari preeklamsi (Rukiyah, 2009).
c. Pandangan kabur
Masalah visual yang mengindifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang (Rukiyah, 2009).
d. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat dan menetap serta tidak dapat hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain (Rukiyah, 2009).
e. Bengkak pada muka atau tangan
Menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan. Tidak hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, tau preeklamsia (Rukiyah,2009).
f. Bayi tidak bergerak seperti biasanya
Ibu dapt mulai merasakan gerakan janinnya pada bulan ke 5 atau ke 6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal, jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Rukiyah, 2009).
8. Pengawasan Antenatal
Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan dini disebut antenatal care. Sebuah tes yang dapat membantu calon orang tua untuk mendapatkan diagnosa kecendrungan keadaan bayi, sehingga jika ada kemungkinan ketidaknormalan pada janin, calon orang tua serta dokter yang menangani dapat segera mengambil tindakan (Wordpress, 2009).
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya barbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janindalam rahim ibunya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan , pertumbuhan dan perkembangan janin (Wordpress, 2009). Adapun tujuan dari pengawasan antenatal antara lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan janin.
c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persiapan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun janinnya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu d dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
9. Perhitungan Taksiran Persalinan
a. Metode 1 : metode kalender (untuk HPHT)
Hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk tanggal ditambahkan 7 hari. Untuk bulan dikurangi 3 bulan dan untuk tahun ditambahkan 1 tahun. Misalnya, HPHT tanggal 12 april 1980, maka untuk hari 12 + 7 = 19 jadi tanggal 19, untuk bulan April : 4 – 3 = 1 jadi bulan januari, untuk tahun ditambah 1 tahun 1980 + 1 = 1981 jadi tahun 1981. Jadi HPHT nya adalah 19 januari 1981 (Admin, 2009).
b. Metode II : metode bulan
Bila ibu hamil mempunyai siklus haid 28 hari ( 4 minggu), bayi akan lahir tepat 40 minggu atau setelah 10 bulan purnama, bila HPHTnya pada waktu bulan purnama (Admin,2009).
c. Metode III : metode roda kehamilan
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan “roda kehamilan” atau restrogram (bila ada) (Admin, 2009).
d. Metode IV : untuk umur kehamilan
Hitung berapa bul sudah berlalu sejak HPHT sampai saat pertama kali memeriksakan kehamilan, misalnya HPHT pada tanggal 6 April dan ibu memeriksakan diri pada tanggal 12 juni, maka kehamilannya pada waktu itu telah berumur 2 bulan lebih sedikit. Umur kehamilan diperhitungkan dan di bandingkan dengan ukuran uterus, untuk melihat apakah janin tumbuh semakin besar pada saat kunjungan ulang (Admin, 2009).
10. Standar pengawasan antenatal
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal (Saifudin, 2009).
a. Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.
1) 1 kali pada triwulan pertama
2) 1 kali pada triwulan kedua
3) 2 kali pada trwulan ketiga (saifudin, 2009).
b. Pelayanan atau asuhan standar minimal “7 T” :
1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Timbang BB dan pengukuran TB penambahan BB yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tumbuh (BMI :body masa indeks) dimana periode ini menentukan pertambahan optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan BB pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg adapun TB menentukan panggul ibu, ukuran normal yang baik untuk ibu hamil antara lain < 145 cm (Prawirohardjo, 2009).
2) Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar sselama kehamilan. TD yang edekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengidinkasi potensi hypertensi (Prawirohardjo, 2009).
3) Ukur tinggi fundus uteri
Apabila usia kehamilan 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai mc donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas sympisis sampai fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya (Depkes RI, 2009).
4) Pemberian imunisasi tetanus toxoid
Pemberian imunisasi TT pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja imunisasi pertama diberikan pada usia 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian, akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibuat jadwal pemberian imunisasi pada ibu (Prawirohardjo, 2009).
5) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Zat besi pada ibu hamil (fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar haemoglobin. Wanita hamial perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg / hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester 2, karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan 1 kali perhari setelah mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum dengan the atau kopi, karena akan menganggu penyerapan. Jika ditemukan anemia diberikan 2-3 tablet zat besi perhari. Selain itu untuk memastikan dilakukan pemeriksaan Hb yang dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau jika ada tanda-tanda anemia (Depkes RI, 2009).
6) Test terhadap penyakit menular seksual
Menganjurkan untuk pemeriksaan IMS lain pada kecurigaan resiko IMS (PPIBI, 2009).
7) Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
Anamnesa meliputi biodata riwayat menstruasi, kesehatan, kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial dan pengetahuan klien
11. Ketidaknyamanan selama kehamilan
Setiap perempuan mengalami tanda-tanda kehamilan yang berbeda, namun sebagian besar perempuan mengalami hal dibawah ini :
a. Payudara mengencang dan putting mengeras, dan payudara juga terlihat lebih tegak.
b. Kejang perut disertai bercak merah
c. Areola (lingkaran sekitar putting payudara) berwarna lebih gelap. Perubahan ini disebabkan karena pori-pori disekitar putting payudara membesar.
d. Rasa lelah berlebihan. Hal ini terjadi karena perubahan kadar hormone sehingga metabolisme tubuh pun mengalami penyesuaian. Hal inilah yang menyebabkan ibu hamil mengalami rasa lemas dan lesu yang seringkali diterjemahkan sebagai rasa malas pada awal-awal kehamilan.
e. Mual dan muntah. Kondisi ini disebut morning sickness dan cendrung dialami pada minggu-minggu pertama masa kehamilan. Meskipun disebut morning sickness, rasa mual dapat muncul kapan saja, tak peduli pagi, siang atau malam.
f. Sering berkemih. Hal ini terjadi akibat pertumbuhan janin didalam rahim. Dan menekan dinding kantong kemih. Sekalipun terasa mengganggu, sebaiknya ibu hamil tidak membatasi asupan cairan karena tidak ingin sering berkemih.
g. Sembelit atau susah buang air besar. Biasanya hal ini disebabkan karena adanya peningkatan relaksasi otot-otot saluran pencernaan akibat perubahan hormone tubuh, sehingga system pembuangan bekerja lamban.
h. Tidak mendapatkan menstruasi. Hal ini merupakan pertanda yang paling pasti. Menstruasi terjadi akibat tubuh mengeluarkan berbagai unsure yang dipersiapkan untuk pembuahan yang tidak terpakai. Setelah pembuahan terjadi, janin terbentuk, maka tubuh tidak perlu melakukan proses pembersihan (Rukiyah dkk,2009).
i. Keringat bertambah, betambah banyaknya keringat terjadi karena adanya peningkatan aktivitas kelenjar apacrine akibat meningkatnya aktifitas kelenjar thyroid sehingga aktifitas metabolikpun meningkat. (prawirohardjo, 2009) solusinya dengan menganjurkan ibu untuk memakai pakaian tipis yang dapat menyerap keringat.
j. Pegal-pegal dikaki bagian bawah, hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan aktifitas ibu selama hamil. Dampak yang dapat di timbulkan adalah varises pada kaki, tetapi ibu untuk mengatasinya dengan istirahat teratur. Maka dari itu menganjurkan ibu untuk meningkatkan kakinya saat beristirahat dengan mengganjalnya dengan bantal atau merendam nya dengan air hangat untuk merelaksasikan otot-ototnya (prawirohardjo, 2009).
12. Asuhan Antenatal Care (ANC)
a. Definisi Asuhan Antenatal
Antenatal care/ asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana beberapa obserfasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Saifudin, 2010).
Asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitori dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil dianjurkan menghubungi dokter atau bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya sedang hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal (Prawirohardjo, 2009).
Pemeriksaan kehamilan atau sering disebut antenatal care merupakan pemeriksaan dan pengawasan sebelum persalinan yang terutama ditunjukan pada pertumbuhan dan perkembangan ibu serta janinnya secara berkala yang diikuti dengan upaya koleksi terhadap penyimpangan atau kelainan fisik dan fisiologis yang ditemukan (Prawirohardjo, 2009).
Selain itu pemeriksaan antenatal ini adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan membarikan ASI, dan kembalinya kesehatan refroduksi secara wajar.
b. Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilan, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal (Prawirohardjo, 2009).
Setiap ibu hamil menghadapi resiko komplikasi yang mengancam jiwanya. Oleh karena itu dalam referensi saifudin (2009) setiap ibu hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan ANC (antenatal care) selama kehamilan, yaitu :
1) Satu kali kunjungana selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (14-28 minggu)
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (28-36 minggu)
Dalam referensi Saifudin (2009) pelayanan antenatal adalah untuk ibu selama masa kehamilan, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal yang ,meliputi 7T, antara lain adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, tes PMS, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Dalam referensi Saifudin (2009) pemberian imunisasi Tetanus Toxoid selama kehamilan dilakukan tiga kali yaitu.
Table 2.2
Pemberian TT
Antigen | Interval ( selang waktu minimal ) | Lama perlindungan | % Perlindungan |
TT 1 | Pada kunjungan antenatal pertama | - | - |
TT 2 | 4 minggu setelah TT 1 | 3 tahun | 80 |
TT 3 | 6 bulan setelah TT 2 | 5 tahun | 95 |
TT 4 | 1 tahun setelah TT 3 | 10 tahun | 99 |
TT 5 | 1 tahun setelah TT 4 | 25 tahun | 99 |
Sumber : ( saifuddin, 2009)
c. Tujuan ANC
Adapun tujuan ANC dalam refensi saifudin, 2010 adalah sebagai berikut :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan janin.
3) Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persiapan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun janinnya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Table 2.3
Kunjungan ANC
Kunjungan | Waktu | Informasi penting |
Trimester pertama | Sebelum minggu ke 14 | a. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil b. Mendeteksi masalah dan menanganinya c. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatutorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan. d. Memberi tanda bahaya pada kehamilan muda seperti perdarahan pervaginam, nyeri perut bagian bawah , mual muntah yang berlebihan, pusing yang berlebihan dll. |
Trimester ke 2 | Antara minggu ke 28-36 | a. Sama seperti diatas, ditambah dengan kewaspadaan terhadap preeklamsi |
Trimester ke 3 | Antara minggu ke 28-36 | a. Sama seperti yang diatas, ditambah pemeriksaan abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda. b. Persiapan kelahiran dan persalinan |
Trimester ke 3 | Setelah minggu ke 36 | a. Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi ibu dan janin yang memerlukan rujukan ke rumah sakit |
Sumber : (saifuddin, 2009)
d. Standar Asuhan Pada Ibu Hamil
Asuhan ibu hamil dilakukan oleh bidan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan. Adapun standar asuhan antenatal tersebut :
1) Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data yang diperlukan adalah ialah data subjektif dan data objektif.
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari hasil anamnesa seperti keluhan, riwayat penyakit menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan lalu, riwayat hamil ini, riwayat KB, riwayat sistemik, riwayat operasi, riwayat penyakit keluarga.
Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan USG. Pemeriksaan fisik ini dilakukan mulai dari tanda-tanda vital hingga pemeriksaan sistematis (head to too), pemeriksaan sistematis (pemeriksaan Leopold dan pemeriksaan anogenital), pemeriksaan penunjang berupa tes Hb dan ultrasonografi.
2) Interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnose kebidanan adalah diagnose yang ditegakan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Dari keseluruhan interpretasi data seperti diagnosis dan masalah selain itu diperlukan kebutuhan yang merupakan pemecahan dari diagnosis dan masalah yang terjadi pada saat ini. Kebutuhan disini tidak hanya yang di butuhkan klien tapi yang belum teridentifikasi dalam diagnosi dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Saifuddin, 2009).
Contoh : rumusan diagnose adalah G1PoAo hamil 39 minggu infartu dalam fase aktif persalinan kala 1. Dari diagnose tersebut maka dapat ditentukan masalah ang dialami klien serta dapat menetapkan kebutuhan klien (Salmah,2009).
3) Antisipasi masalah atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan diagnose/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/ masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini sangat penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman (Saifuddin, 2010)
Contoh : seseorang wanita datang kepada bidan, dan hendak melahirkan, akan tetapi pembesaran uterus berlebihan. Maka bidan mempertimbangkan kemunginan hidramnion, gemili, makrosomi, janin besar (diabetess melitus).
4) Kebutuhan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan (Salman, 2009).
Contoh : ibu bersalin dengan Hb 7 gr% dan letak sungsang. Dari data tersebut, kita bisa menentukan perlu tidaknya konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
5) Perencanaan Asuhan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau antisiasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Saifudin, 2010).
Contoh : ibu akan bersalin dengan anemia sedang, maka perencanaan yang diberikan yaitu segera lakukan persiapan rujukan, donor darah, dan kegawatdaruratan.
6) Pelaksanaan Asuhan
pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah sebelumnya dilakukan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota keluarga sendiri ia tetap memikul tanggung jawab mengarahkan pelaksanaannya. Pelaksanaan yang dilakukan merupakan kesinambungan dari seluruh asuhan yang diberikan pada waktu ibu bersalin (Saifudin, 2010).
7) Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jka memang benar-benar efektif dalam pelaksanaanya. Di dalam pendokumntasian/ catatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP. Evaluasi dilakukan setelah semua suhan yang diberikan waktu ibu bersalin dilakukan (Saifudin, 2010).
e. Pemeriksaan kebidanan (status obstreticus)
1) Abdomen
a) Inspeksi
Dilihat pembesaran perutnya apakah membesar dengan arah memeanjang atau melebar, keadaan pusat, pigmentasi di linea alba/nigra, adakah striae gravidarum atau bekas operasi.
b) Palpasi
Palpasi dilakukan untuk menentukan : besarnya rahim, tuanya kehamilan menentukan letaknya janin dalam rahim. Cara melakukan palpasi ialah menurut leopold yang terdiri dari atas 4 bagian.
1) Leopold 1
Pemeriksaan leopold 1 adalah untuk menentukan tuanya kehamilan dengan mengukur tinggi fundus uteri serta menentukan bagian apa yang terdapat didalam fundus.
2) Leopold II
Pemeriksaan leopold II dilakukan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dikiri atau kanan ibu (ekstremitas dan punggung).
3) Leopold III
Leopold III adalah untuk menentukan bagian terendah janin dan mengetahui apakah bagian tersebut sudah masuk atau belum masuk ke dalam pintu atas panggul (konvergen,sejajar,divergen).
4) Leopold IV
Leopold IV adalah untuk menentukan seberapa besar bagian terendah janinyang sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dengan menggunakan penjarian.
2) Pemeriksaan anogenital
Pemeriksaan ini dilakukan dengan diinfeksi dan dilihat apakah ada flour albus, varises, oedema, tumor tau kelainan lainnya yang dapat mempengaruhi proses persalinan dan apabila ada kelainan dari anogenital.
3) Pemeriksaan laboratorium
ibu hamil hendaknya di periksakan air kencingnya dan darahnya sekurang-kurangnya 2x selama masa kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali pada akhir kehamilan. Pemeriksaan urine dilakukan antara lain untuk mengetahui kadar urine protein ibu agar kadar gula dalam urine. Klasifikasi proteinuria :
a) Negatif : urine jernih
b) Positif 1 : ada keruhan
c) Positif 2 : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
d) Positif 3 : Lebih keruh dan endapan lebih jelas
e) Positif 4 : sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal
Untuk kadar glukosa iklasifikasikan :
a) Negatif : biru
b) Positif 1 : hijau
c) Positif 2 : kuning kehijauan
d) Positif 3 : jingga
e) Positif 4 : merah bata
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil biasanya yaitu golongan darah dan pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui anemia atau tidak, menurut saifudin (2010) disebut bahwa anemia apabila pada kehamilan 1 dan 3 kadar hemoglobinnya rendah dibawah 11gr% atau <10,5gr% pada trimester 2, hal ini dikarnakan pada bulan ke 5-6 terjadi kebutuhan peningkatan zat besi pada janin untuk proses pertumbuhan tulang janin, selain itu juga memang dalam kehamilan terjadi proses hemodilusi yang dapat menyebabkan Hb menjadi turun, menurut shaifudin (2010) klasifikasi Hb ibu hamil yaitu 11gr% normal, 9-10gr% anemia ringan, 7-8gr% anemia sedang, dan <7gr% anemia berat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN DATA
1. Anamnesa
Ny.I berusia 20 tahun, berkebangsaan Indonesia, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA (tamat), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, yang bersuamikan Tn.A berusia 25 tahun, berkebangsaan Indonesia,beragama Islam, pendidikan terakhir SMA (tamat), pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan penghasilan Rp. 1300.000,-/bulan, beralamat di Kp. Malang nengah Ds. Malang nengah, Kec. Malang nengah Purwakarta Rt.24/04.
Anamnesa dilaksanakan pada tanggal 22 juli 2011, jam 09.30 WIB tes periksa kehamilan positif, tanggal 20 desember 2010 oleh Bidan. Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kunjungan ulang, ibu mengakui ada keluhan saat ini yaitu ibu mengatakan sering merasa pusing ketika berdiri tiba-tiba serta sakit pinggang sejak usia kehamilan 7 bulan, terasa saat bangun tidur serta duduk lama ketika beraktivitas. Riwayat kesehatan, ibu tidak memiliki riwayat penyakit sekarang, seperti TBC,DM, hipertensi, anemia, dan penyakit serius lainnya.
Riwayat menstruasi, ibu mengatakan haid pertama kali 12 tahun, siklusnya teratur 28 hari, lamanya 7 hari, sifat darahnya cair, warnanya darah merah segar, ibu tidak pernah merasakan disminore pada setiap kali menstruasi, HPHT 13-11-2010 dan TP 20-08-2011.
Ibu menikah satu kali dengan status sah ketika usia 19 tahun dan suami umur 24 tahun, ibu menikah sudah 1 tahun belum mempunyai anak. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama belum mempunyai anak, tidak pernah aborsi (keguguran), ibu juga mengakui ini kehamilannya saat ini berusia 33 minggu (8 bulan).
Ibu saat ini sedang hamil yang pertama,pada saat usia kehamilannya masih muda ibu mengalami keluhan merasakan pusing, mual, muntah pada pagi hari. Ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan saat hamil trimester 1 1x, dan pada trimester II periksa kandungan 2x dan ibu mengatakan diberi tablet penambah darah setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan dosis 1x sehari. Ibu mengaku meminum tablet penambah darah dengan teratur dan sampai habis.
Ibu mengaku telah diberikan imunisasi TT (tetanus toxoid) sebanyak 2x, pada tanggal 17 Mei 2011 dan TT yang kedua dilakukan pada tanggal pada tanggal 18 Juni 2011. Ibu merasakan janinya pertama kali sejak usia kehamilan 20 minggu. Banyaknya pergerakan fetus pada 24 jam terakhir kurang lebih 20 kali. Ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi KB pil apapun selama hamil.
Ibu juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik seperti peyakit hipertensi, DM,TBC,jantung dan ibu tidak memiliki riwayat penyakit operasi.
Untuk pola kebiasaan ibu memiliki pola makan 3x sehari dengan porsi sedang, biasanya ibu makan nasi 1 piring daging ayam,sayur, makan siang nasi 1 piring, tumis kangkung, perkedel, makan malam, nasi 1 piring, capcai dan ikan. Untuk perubahan pola makan ibu merasakan kurang nafsu makan ada pada usia 2-3 bulan dan mulai nafsu makan lagi pada usia 5 bulan sampai sekarang. Ibu minum air putih > 8-10 gelas sehari, ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan ,merokok, alcohol dan obat-obatan terlarang lainnya.
Pola eliminasi BAB 1x perhari dengan konsistensi lunak/ berbentuk, warnanya kuning pekat, dengan bau yang khas. Pola eliminasi BAK 8 x perhari dengan warnanya kuning jernih. Aktivitas sehari-hari ibu memasak, menyapu,mengepel dan mencuci. Ibu tidur siang 1 jam dan tidur malam 7 jam. Dalam melakukan seksualitas 2x dalam 1 minggu dan tidak pernah melakukan sejak usia hamil 7 bulan.
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang diinginkan, jenis kelamin yang diinginkan apa saja yang penting selamat dan bayinya sehat, ibu tinggal bersama suami, ibu mengatakan ada kepercayaan mengenai kehamilan yaitu acara tujuh bulanan, membawa bawang putihdan gunting dalam tas saat berpergian.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan umum, ibu tampak baik dan sehat, kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, suhu 36,4 ̊ C, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit,TB 159 cm, BB 70 kg, kenaikan berat badan selama kehamilan 10 kg.
Pada pemeriksaan sistemik, bagian kepala rambut warnanya hitam, tidak bau, tidak kotor, tidak ada dermatitis dan tidak ada lesi. Muka simetris da tidak ada oedema. Pada mata palpebra tidak oedema, seclera tidak ada ikterik, conjungtiva tidak anemis, pupil mengecil bila terkena cahaya. Hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada polip, fungsi penciuman baik / normal. Telinga bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran baik / normal. Mulut bersih, tidak ada sisa makanan, tidak ada aptae, gigi tidak ada caries, tidak ada gigi tanggal, gigi palsu.
Pada pemeriksaan leher tidak ada kelenjar thyroid, tidak ada kelenjar getah bening, tidak ada tumor. Pada payudara putting susu menonjol, areola hyperpigmentasi tidak ada nyeri tekan dan tidak ada tumor. Pada jantung terdenga lup dup tidak terdengar bunyi mur-mur. Auskultasi pada paru-paru normal, tidak ada bunyi ronchi, wheezing dan rales. Pada axial tidak ada tumor tidak ada nyeri tekan.
Pada pemeriksaan ekstremitas atas tidak ada oedema, tidak ada pembekakan, tidak ada varises, reflek patella kanan kiri positif dan jari-jari tidak polydaktili dan syndaktili.
Pada pemeriksaan abdomen tampak pembesaran sesuai dengan usia kehamilan dengan arah memanjang, tidak ada pelebaran vena, terdapat striae albikan terdapat linea nigra, tidak ada bekas luka operasi seperti SC ataupun apendik, dan tidak adanya kelainan yang lain.
Pada palpasi abdomen ibu mengatakan tidak ada nyeri saat dilakukan pemeriksaan, ibu juga tidak merasakan nyeri pada saat janin bergerak, TFU 31 cm, untuk pemeriksaan palpasi Leopold 1 teraba satu bagian bundar, lunak, kurang melenting (bokong), Leopold II bagian kanan teraba satu bagian keras, memanjang keras seperti papan, ada tahanan yang kuat yaitu (punggung). Bagian kiri teraba bagian-bagian kecil dari ekstremitas, Leopold III bagian bawah teraba satu bagian, bulat, keras, dan melenting (kepala). Masih bisa digoyangkan, Leopold IV konvergen, bagian terendah janin belum masuk ke pintu Atas Panggul. TBJ : (31-13) x 155 : 4340 gram. DJJ positif, pungtum maksimum kuadran kanan bawah 3 jari dibawah pusat, frekuensi 140x/menit dan teratur. Untuk pemeriksaan anogenital vagina terlihat bersih tidak ada varies, tidak bau,. Pada anus terlihat bersih, tidak ada hemoroid. Darah Hb 9,5 gr %, protein negative , reduksi negative.
B. Analisis Masalah / interprestasi Data
Diagnosa ibu G1PoAoH 33 minggu, dan diagnosa janin : janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala dengan masalah sering pusing dan sakit punggung, dasar : dari data subjektif yang diperoleh dari ibu melalui anamnesa, ibu membutuhkan penkes untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, dasar : ketidaknyamanan yang dirasakan ibu yaitu sakit pinggang, pusing. Dasar dari hasil pengkajian data ibu mengatakan ini hamil yang pertama, belum pernah melahirkan, belum pernah keguguran (aborsi) dengan HPHT 13-11-10 dan TP 20-08-10.
Dasar nya Leopold 1 : teraba satu bagian, bundar, lunak dan tidak melenting (bokong). Leopold 2 : kanan : teraba satu bagian, keras, panjang, seperti papan, ada tekanan yang kuat (punggung), kiri : teraba bagian-bagian terkecil ekstremitas. Leopold 3 : teraba satu bagian, bulat, keras, dan melenting (kepala) masih bisa digoyangkan .
Ibu mengalami sering merasa pusing ketika berdiri tiba-tiba serta sakit pinggang sejak usia hamil 7 bulan, terasa saat bangun tidur serta duduk lama ketika beraktivitas, kebutuhan : memberitahu ibu untuk olah raga ringan dan tidur dengan posisi yang nyaman dan beritahu ibu untuk istirahat yang cukup.
C. Potensial Masalah
Tidak ada.
D. Tindakan Segera
Tidak ada.
E. Perencanaan
1. Informasikan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
2. Jelaskan terjadinya sakit pinggang adalah hal fisiologis dan anjurkan untuk tidur dan beristirahat dalam posisi yang benar.
3. Menganjurkan ibu agar banyak beristirahat.
4. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan.
5. Berikan ibu tablet penambah darah Fe dan multivitamin.
6. Berikan penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan.
7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
F. Pelaksanaan
1. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan baik, ibu hanya mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan TD : 110/80 mmHg dan janinnya baik, masalah yang dialami adalah hal normal.
2. Menjelaskan terjadinya sakit pinggang pada kehamilan tua disebabkan karena perut semakin besar yang menyebabkan perubahan pada tubuh ibu dan anjurkan ibu untuk tidur dalam posisi yang benar dan nyaman dengan miring kekanan atau kiri dan mengganjal dengan bantal.
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas yang berat.
4. Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari atau senam hamil, untuk melenturkan otot-otot yang kaku dan juga pertumbuhan dan perkembangan janin.
5. Memberikan ibu tablet penambah darah fe 1x1 perhari dan multivitamin 1x1 perhari cara minumnya sebelum tidur dengan air putih.
6. Memberikan penkes tanda bahaya pada kehamilan trimester 3 yaitu pendarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, pandangan kabur, bengkak pada muka dan tangan dan segera lekas kebidan bila ada tanda-tanda bahaya tersebut.
7. Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
G. Evaluasi
1. Ibu sudah diberi penjelasan dan mengerti dengan keadaan saat ini.
2. Ibu sudah mengerti fisiologis terjadinya sakit pinggang dan mengatakan akan tidur miring kekiri atau kanan dan mengganjal kaki menggunakan bantal.
3. Penjelasan pola istirahat sudah diberikan dan ibu mengatakan akan banyak beristirahat.
4. Bidan sudah mengajarkan senam hamil dan ibu mengatakan akan melakukannya.
5. Ibu sudah diberi tablet penambah darah dan cara meminumnya.
6. Penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan sudah diberikan dan ibu sudah mengerti.
7. Semua hasil pemeriksaan telah selesai didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini didasarkan pada ada atau tidak adanya kesenjangan antara teori dan realita dilapangan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal care pada Ny,I umur 20 tahun G1PoAo hamil 33 minggu, pada tanggal 22 juli 2011 diPuskesmas Purwakarta. Dalam langkah tersebut penulis membuat langkah-langkah dari tujuh langkah varney yang terdiri dari pengumpulan data, interprestasi data, masa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pembahasan tentang pengkajian data
Pada pengkajian ibu hamil data diperoleh dari anamnesa, observasi dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada tahap ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan yang ada. Hal ini ditandai dengan adanya wawancara langsung antara petugas dengan klien serta pada pemeriksaan fisik dan penunjang, petugas menggunakan standar 7T yaitu terdiri dari timbang berat badan. Menurut Prawirohardjo (2005) pertumbuhan berat badan yang ada pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : body massa index ) dimana metode ini untuk menentukan pertumbuhan berat badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita hamil. Total pertumbuhan berat badan pada kehamialan yang normal adalah 6,5-16,5 kg, adapun tinggi badan menetukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu < 145 cm, TD menurut Prawirohardjo (2005) perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang perlu untuk memperetahankan fungsi plasenta. Tetapi tekanan darah sistolik 140mmHg atau diastolic 90mmHg pada awal kehamilan dapat mengindikasi hipertensi. T ke tiga menurut Depkes RI adalah TFU apabila kehamilan dibawah usia 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 12 minggu memakai pengukuran Mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas sympisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai dengan rumusnya menurut Saifudin (2006) pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian imunisasi TT pada kehamilan, diberikan tiga kali yaitu satu pada kunjungan ANC pertama dan diberikan TT1 kemudian TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1. Menurut Depkes RI, (2011). Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin.
Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikannya sebanyak 90 tablet semasa kehamilan dan sebaiknya tidak diminum bersama the atau kopi, karena kan mengganggu penyerapan.
Jika ditemukan diduga anemia berikan 2-3 tablet perhari.Selain itu untuk memastikannya pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali pada masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia. Temu wicara menurut saifudin (2002), yaitu konseling dan pemecahan masalah. Dan tes PMS menurut PPIBI (2008) untuk pemeriksaan ineksi menular seksual pada kecurigaan adanya IMS. Kesemuanya telah dilakukan kecuali tes PMS, karena keterbatasan sarana dan juga ibu dari pengkajian data tidak ada kecurigaan memiliki IMS.
Ny. I telah melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 5 kali sesuai dengan target WHO yang ditentukan selama kehamilannya yaitu 7x sampai umur kehamilan 32 minggu. Kesadaran Ny. I untuk memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan sudah tepat, karena menurut saifudin (2006) pengawasan antenatal sangat penting dalam upaya untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan pada kehamilan sehingga bias dilakukan upaya pencegahan bila didapati resiko adanya resiko tinggii.
Selama kehamilan antenatal tidak ditemukan hasil pemeriksaan yang mengarah ke masalah patologis namun pengakajian anamnesa ibu mengatakan sering pusing, dan sakit punggung, namun menurut sarwono (2006) keadaan tersebut adalah hal yang fisiologis.
B. Pembahasan tentang interprestasi data
Pada langkah ini penulis membuat diagnosa ibu hamil normal G1PoAo hamil 33 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala.
Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa diagnose didasari dengan data subjektif yaitu ibu mengaku ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan, belum pernah keguguran, ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 13 nopember 2010, data objektif didapatkan dari perut membesar sesuai dengan usia kehamilan.
Pada Leopold 1 TFU 3 jari diatas pusat (Leopold) atau 30 cm menurut mc. Donald sesuai dengan saifudin (2006) yaitu : pada TFU terisi : teraba satu bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong), sesuai dengan FK kedokteran UNPAD (2006) pada pemeriksaan Leopold 1 untuk menentukan TFU dan bagian uang terdapat di FU menurut saifudin (2006) pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus tidak terasa melenting. Leopold II kanan teraba satu bagian keras, memanjang seperti papan dan ada tahanan (punggung) sesuai dengan saifudin (2006) ditetapkan punggung anak, rata dengan tulang iga dan seperti papan. Kiri teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas. Leopold III bagian bawah terisi teraba satu bagian bulat, keras, melenting (kepala) sesuai dengan saifudin (2006) Leopold IV konvergent, sesuai menurut saifudin (2006), Leopold IV untuk menentukan bagian terendah janin yang masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen. Puntum maximum terdengar jelas pada kuadran kanan bawah pusat, dengan frekuensi 140x/menit, teratur sesuai dengan teori saifudin (2006) bahwa jumlah DJJ normal antara 120-140 kali permenit. Pada saat dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen dan janin bergerak ibu tidak merasakan sakit, semua hasil pemeriksaan ini sudah sesuai dengan sebagai mana mestinya yaitu umur kehamilan 33 minggu TFU 31 cm, bagian-bagian yang ada dilepold 1sampai IV sudah dengan teori yang ada. Taksiran berat janin : (31-13) x 155 : 4340 gram.
C. Pembahasan tentang masalah potensial
Setelah melakukan pengumpilan data serta menginterprestasikannya penulis tidak menemukan masalah yang sesuai, meskipun ada sedikit masalah yang sifatnya masih fisiologis pada kehamilan. Dengan demikian penulis tetap melakukan pemantauan secara ketat karena menurut saifudin (2006) kehamilan normal dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Setiap kunjungan akan dilayani oleh kesehatan yang professional dan kompeten di bidangnya.
D. Pembahasan tentang tindakan segera atau kolabrasi
Pada langkah ini penulis tidak menulis kebutuhan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain karena tidak terdapat masalah potensial pada kehamilan.
E. Pembahasan tentang perencanaan tindakan
Pada langkah ini penulis membuat rencana berdasarkan prioritas masalah, rencana tindakan harus sesuai dengan kebutuhan klien. Pada perencanaan ANC sudah sesuai dengan Depkes. Perencanaan tindakan pada ANC sudah sesuai dengan kebutuhan ibu seperti : informasikan kepada ibu hasil pemeriksaan, jelaskan pada ibu bahwa yang dialami adalah hal yang biasa/fisiologis, anjurkan untuk tidur posisi yang benar, seperti miring kekanan atau ke kiri diganjal dengan menggunakan bantal, Beritahu ibu agar banyak beristirahat, Anjurkan ibu untuk olahraga ringan, Berikan ibu tablet penambah darah fed an multivitamin, Berikan penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada kehamilan tua, dan beritahu ibu untuk kunjungan ulang.
F. Pembahasan tentang pelaksanaan atau implementasi
Langkah ke enam ini merupakan rencana asuhan yang dilaksanakan secara evisien aman, dan sesuai dengan teori Varney, dimana perencanaan asuhan sama dengan perencanaan tindakan yang telah dibuat dan sesuai dengan teori yang ada. Yang pertama adalah memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu dan janinnya normal, TD 110/80 mmHg, suhu 36,4 ̊ C, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit,TB 159 cm, usia kehamilan 33 minggu, uterus membesar sesuai dengan usia kehamilan. TFU 31 cm. BB 70 kg, kenaikan berat badan selama kehamilan 10 kg,trimester II 5 kg, dan trimester III 5 kg, dengan peningkatan berat badan ibu yang cukup baik maka diharapkan berat janin yang dikandung jugasesuai dengan usia kehamilan. Keadaan janin sehat (DJJ 140x/ menit, teratur sesuai dengan teori prawirohardjo (2006), DJJ normal 120-140 kali /menit, presentasi kepala. Memberikan penkes mengenai keluhan yang dirasakan oleh ibu untuk tidur dalam posisi yang benar dan nyaman dengan miring kekanan atau kiri dan mengganjal dengan bantal. Memberitahu ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas yang berat. Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari atau senam hamil, untuk melenturkan otot-otot yang kaku dan juga pertumbuhan dan perkembangan janin. Memberikan ibu tablet penambah darah fe 1x1 perhari dan multivitamin 1x1 perhari cara minumnya sebelum tidur dengan air putih.dikhawatirkan akan mual jika diminum pada siang hari, untuk mencegah pendarahan pada persalinan karena kekurangan hemoglobin. Memberi ibu tablet calcium untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, menganjurkan ibu untuk mempersiapkan kebutuhan seperti pakaian bayi, kain ibu, pakaian ibu (prawirohardjo, 2006).
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan menurut JPNK-KR (2008) tanda-tanda kala satu seperti mules yang kuat dan teratur jika dibawa jalan makin terasa, pengeluaran darah,/blood show jika hal ini terjadi segera untuk dating ke nakes/bidan. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya menurut pusdinkes (2008) pada kehamilan tua tanda-tanda bahaya seperti oedema pada kaki, tangan dan muka, kejang-kejang, pengeluaran darah pervaginam jika hal ini terjadi untuk segera menghubungi nakes/bidan terdekat. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggudari sekarang yaitu tanggal 3 agustus 2011, yang merupakan kebijakan depkes juga untuk mengevaluasi keadaan ibu selama 2 minggu.
G. pembahasan tentang evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang dilakukan pada Ny.I pada kasus ini setelah dilakukan implementasi terhadap apa yang sudah dijelaskan. Sehingga dari data diatas dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan berjalan dengan efektif dan lancer, dalam hal ini sesuai dengan yang ada. Dan dalam evaluasi ini ibu sudah mengerti tentang penjelasan hasil pemeriksaan yang telah diberikan bidan. Ibu juga dapat menjelaskan kembali tentang informasi yang telah disampaikan mengenai kondisi ibu dan janin, penjelasan mengenai persiapan persalinan, tanda-tanda bahaya pada kehamilan, aturan minum obat, serta kunjungan ulang berikutnya. Ibu mau melaksanakan semua yang dianjurkan oleh bidan. Semua hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Hasil pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny. I umur 20 tahun tanggal 22 juli 2011 dipuskesmas purwakarta sudah sesuai dengan teori yang ada (7 langkah varney) yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisai TT, pemberian tablet Fe, tes PMS, temu wicara, hal yang dapat diselesaikan dengan baik karena ibu dapat bekerja denga bidan dan mahasiswi terbukti dengan ibu menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik, dan dalam hasil pengkajian dan data subjektif dan objektif tidak ditemukan adanya masalah sehingga kehamilan ibu dikatakan normal.
2. Interprestasi data yang telah dilakukan mengacu pada teori-teori yang ada oleh karena itu maka diagnose ibu G1PoAo hamil 33 minggu, dan diagnose janinnya itu tunggal, hidup, intrauterine, puka, presentasi kepala. Dari diagnose tersebutt maka dapat disimpulkan kehamilan yang terjadi pada Ny. I merupakan kehamilan normal yaitu, ibu dalam keadaan sehat, tidak ditemukannya masalah kehamilan yang patologis.
Ibu hanya mengalami masalah sering merasa pusing ketika berdiri tiba-tiba serta sakit pinggang sejak usia hamil 7 bulan, terasa saat bangun tidur serta duduk lama ketika beraktivitas yang merupakan hal yang fisiologis dalam kehamilan pada trimester III.
3. Masalah potensial dalam kasus ini tidak ada karena kehamilan ibu masih dalam hal yang fisiologis dan tidak ditemukan hal yang fatologis.
4. Pada penanganan ini tidak ada tindakan kolaborasi dan segera karena keadaan ibu masih fisiologis dan penangananya masih dapat dilakukan bidan sesuai standar pelayanan kebidanan.
5. Perencanaan yang dilakukan bidan sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan yang ada pada kebutuhan ibu yang sesuai dengan teori.
6. Pelaksanaan pelayanan antenatal care yang diberikan sesuai kebutuhan ibu dan berdasarkan teori yang ada dan berstandarkan asuhan pelayanan kebidanan.
7. Evaluasi dalam pelayanan antenatal pada ibu hamil belum sepenuhnya dapat terevaluasi keberhasilannya, karena kita tidak memantau langsung ketempat ibu hanya hal ini dapat terlihat jika ibu melakukan kunjungan ulang. Namun ibu terlihat mengenai dengan konseling yang diberikan bidan.
B. Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
2. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan kontinyu kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil secara mandiri sesuai dengan teori yang didapatkan selama perkuliahan berlangsung untuk menerapkan deteksi terhadap kehamilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar